Search Dataset

JUMLAH BALITA GIZI BURUK DAN JUMLAH BALITA GIZI KURANG TAHUN 2024

Dinas Kesehatan

# Kecamatan Balita Gizi Buruk Balita Gizi Kurang
L P L P
1 Samboja 5 11 96 118
2 Samboja Barat 4 9 75 150
3 Muara Jawa 2 4 35 69
4 Sanga Sanga 4 6 34 67
5 Loa Janan 34 66 59 117
6 Loa Kulu 10 19 45 91
7 Muara Muntai 5 3 48 53
8 Muara Wis 1 3 19 37
9 Kota Bangun 1 2 39 78
10 Kota Bangun Darat 0 1 23 45
11 Tenggarong 5 7 106 187
12 Sebulu 14 19 63 126
13 Tenggarong Seberang 4 9 127 171
14 Anggana 6 8 45 90
15 Muara Badak 18 36 43 85
16 Marangkayu 0 0 17 34
17 Muara Kaman 9 10 76 153
18 Kenohan 2 3 15 29
19 Kembang Janggut 0 0 59 99
20 Tabang 0 0 12 21

Hasil Analisis

Hasil Analisis Kasus Balita Gizi Buruk

📌 Total balita gizi buruk:

  • Laki-laki: 124 kasus
  • Perempuan: 216 kasus
  • Total: 340 kasus
🔍 Temuan Utama:

  • Balita perempuan memiliki angka kejadian gizi buruk lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
  • Kasus tertinggi tercatat di Loa Janan (100 kasus), Muara Badak (54 kasus), dan Sebulu (33 kasus).
  • Faktor utama penyebab gizi buruk meliputi kurangnya asupan gizi seimbang, infeksi berulang, serta pola asuh yang kurang optimal.
  • Dampak gizi buruk: gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, serta peningkatan risiko kematian.
  • Program intervensi seperti pemberian makanan tambahan (PMT) telah berjalan, tetapi angka kejadian gizi buruk masih memerlukan perhatian lebih melalui edukasi dan pemantauan status gizi anak secara berkala.
Rekomendasi Penanganan:

  • Optimalisasi program PMT dan intervensi gizi berbasis komunitas.
  • Peningkatan edukasi gizi bagi orang tua, terutama dalam pola makan dan pemberian ASI eksklusif.
  • Monitoring berkala terhadap anak-anak dengan risiko gizi buruk untuk memastikan pertumbuhan optimal.
  • Kerja sama lintas sektor dengan OPD terkait untuk memperkuat program penurunan angka gizi buruk.
Hasil Analisis Kasus Balita Gizi Kurang

📌 Total balita gizi kurang:

  • Laki-laki: 1.035 kasus
  • Perempuan: 1.821 kasus
  • Total: 2.856 kasus
🔍 Temuan Utama:

  • Prevalensi gizi kurang lebih tinggi pada balita perempuan dibanding laki-laki.
  • Kecamatan dengan angka gizi kurang tertinggi adalah Tenggarong Seberang (298 kasus), Tenggarong (293 kasus), dan Loa Janan (176 kasus).
  • Faktor utama penyebab gizi kurang:
    • Pola makan yang tidak seimbang dan minimnya variasi makanan bergizi.
    • Rendahnya cakupan ASI eksklusif.
    • Kurangnya akses terhadap sumber pangan bergizi.
  • Dampak gizi kurang: risiko stunting, gangguan perkembangan kognitif, dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit.
Rekomendasi Penanganan:

  • Peningkatan cakupan ASI eksklusif dan edukasi MPASI yang bergizi seimbang.
  • Perbaikan akses terhadap pangan bergizi melalui program bantuan pangan dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
  • Peningkatan intervensi gizi pada anak usia dini melalui kader posyandu dan tenaga kesehatan.
  • Kerja sama lintas sektor OPD terkait untuk mempercepat penurunan angka gizi kurang.
💡 Kesimpulan:
Meski upaya intervensi telah dilakukan, angka kejadian gizi buruk dan gizi kurang masih cukup tinggi di beberapa kecamatan. Diperlukan strategi yang lebih komprehensif dalam memastikan kecukupan gizi balita, baik melalui edukasi, peningkatan akses pangan, maupun pemantauan kesehatan anak secara berkelanjutan. 🏥🍎👶

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Kutai Kartanegara

Alamat :

Komplek Perkantoran Bupati Kutai Kartanegara, Gedung Kembar D 2nd Floor, JL. Wolter Monginsidi, Timbau, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75513