Search Dataset
JUMLAH BAYI DENGAN BERAT BADAN RENDAH TAHUN 2024
Dinas Kesehatan
# | Kecamatan | Lahir Hidup | BBLR | ||
---|---|---|---|---|---|
L | P | L | P | ||
1 | Samboja | 413 | 398 | 19 | 38 |
2 | Samboja Barat | 194 | 203 | 8 | 10 |
3 | Muara Jawa | 389 | 352 | 18 | 35 |
4 | Sanga-Sanga | 156 | 152 | 10 | 12 |
5 | Loa Janan | 563 | 567 | 32 | 50 |
6 | Loa Kulu | 452 | 477 | 31 | 49 |
7 | Muara Muntai | 166 | 142 | 9 | 18 |
8 | Muara Wis | 68 | 70 | 7 | 8 |
9 | Kota Bangun | 205 | 155 | 8 | 17 |
10 | Kota Bangun Darat | 87 | 101 | 6 | 13 |
11 | Tenggarong | 954 | 937 | 50 | 99 |
12 | Sebulu | 368 | 318 | 22 | 43 |
13 | Tenggarong Seberang | 570 | 510 | 22 | 43 |
14 | Anggana | 339 | 288 | 13 | 27 |
15 | Muara Badak | 436 | 410 | 22 | 38 |
16 | Marangkayu | 215 | 240 | 10 | 19 |
17 | Muara Kaman | 402 | 387 | 25 | 49 |
18 | Kenohan | 106 | 92 | 4 | 8 |
19 | Kembang Janggut | 203 | 170 | 3 | 6 |
20 | Tabang | 107 | 96 | 1 | 1 |
Hasil Analisis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, angka kejadian Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih cukup tinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Terdapat 318 kasus BBLR pada bayi laki-laki dan 585 kasus pada bayi perempuan, menunjukkan bahwa bayi perempuan lebih rentan mengalami kondisi ini.
Faktor Risiko Utama BBLR
πΌ Kurangnya asupan gizi ibu selama kehamilan β Ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
π©Έ Anemia pada ibu hamil β Kekurangan zat besi dan hemoglobin yang rendah dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.
π€° Penyakit selama kehamilan β Infeksi, hipertensi, atau penyakit kronis lainnya pada ibu hamil juga berkontribusi terhadap kelahiran bayi BBLR.
β³ Persalinan prematur β Sebagian besar kasus BBLR terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan cukup bulan, sehingga organ tubuh bayi belum berkembang sempurna.
π©Έ Anemia pada ibu hamil β Kekurangan zat besi dan hemoglobin yang rendah dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.
π€° Penyakit selama kehamilan β Infeksi, hipertensi, atau penyakit kronis lainnya pada ibu hamil juga berkontribusi terhadap kelahiran bayi BBLR.
β³ Persalinan prematur β Sebagian besar kasus BBLR terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan cukup bulan, sehingga organ tubuh bayi belum berkembang sempurna.
Dampak dan Tantangan dalam Penanganan BBLR
β Risiko komplikasi kesehatan β Bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan lebih besar mengalami hipotermia, hipoglikemia, serta gangguan pernapasan, yang dapat berdampak pada tumbuh kembang jangka panjang.
π₯ Pentingnya layanan kesehatan ibu hamil berisiko tinggi β Optimalisasi layanan antenatal bagi ibu dengan risiko tinggi sangat diperlukan untuk menekan angka kejadian BBLR.
π Tantangan dalam perawatan neonatal β Meskipun sudah ada peningkatan dalam deteksi dini dan perawatan bayi BBLR, angka kematian neonatal akibat komplikasi BBLR masih menjadi tantangan.
π₯ Pentingnya layanan kesehatan ibu hamil berisiko tinggi β Optimalisasi layanan antenatal bagi ibu dengan risiko tinggi sangat diperlukan untuk menekan angka kejadian BBLR.
π Tantangan dalam perawatan neonatal β Meskipun sudah ada peningkatan dalam deteksi dini dan perawatan bayi BBLR, angka kematian neonatal akibat komplikasi BBLR masih menjadi tantangan.
Upaya dan Strategi Penurunan Kasus BBLR
β
Pemberian tambahan nutrisi bagi ibu hamil berisiko tinggi β Program suplementasi gizi telah menunjukkan dampak positif, tetapi masih diperlukan edukasi yang lebih luas mengenai pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan.
β Peningkatan layanan kesehatan ibu dan bayi β Optimalisasi perawatan metode kanguru (KMC), penguatan fasilitas Neonatal Intensive Care Unit (NICU), serta peningkatan cakupan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bayi BBLR.
β Edukasi masyarakat dan pendampingan ibu hamil β Meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan, pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin, serta peran keluarga dalam mendukung ibu hamil.
β Kolaborasi lintas sektor β Sinergi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk menekan angka kejadian BBLR di Kabupaten Kutai Kartanegara.
β Peningkatan layanan kesehatan ibu dan bayi β Optimalisasi perawatan metode kanguru (KMC), penguatan fasilitas Neonatal Intensive Care Unit (NICU), serta peningkatan cakupan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bayi BBLR.
β Edukasi masyarakat dan pendampingan ibu hamil β Meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan, pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin, serta peran keluarga dalam mendukung ibu hamil.
β Kolaborasi lintas sektor β Sinergi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk menekan angka kejadian BBLR di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kesimpulan
Meskipun upaya deteksi dini dan perawatan bayi dengan BBLR terus meningkat, angka kasusnya masih cukup tinggi, terutama pada bayi perempuan. Oleh karena itu, pendekatan komprehensif yang mencakup perbaikan gizi ibu hamil, edukasi kesehatan, serta optimalisasi layanan perawatan bayi prematur perlu terus ditingkatkan. Dukungan dari berbagai sektor sangat dibutuhkan agar angka kejadian BBLR dapat ditekan, sehingga bayi yang lahir dapat tumbuh sehat dan berkembang dengan optimal. πΌπ