Search Dataset

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA TAHUN 2024

Dinas Kesehatan

# Kecamatan Jumlah Bayi Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita Jumlah Balita Mati
L P L P L P L P
1 Samboja 413 398 7 2 2070 1850 3 0
2 Samboja Barat 194 203 1 2 1156 1097 1 0
3 Muara Jawa 389 352 4 3 1856 1802 1 0
4 Sanga Sanga 156 152 2 0 1827 763 1 2
5 Loa Janan 563 567 5 4 3110 2951 1 0
6 Loa Kulu 542 477 6 3 2369 2248 0 1
7 Muara Muntai 166 142 4 2 891 859 0 0
8 Muara Wis 68 70 3 2 371 356 0 1
9 Kota Bangun 205 155 4 2 945 933 2 1
10 Kota Bangun Darat 87 101 1 1 505 518 0 0
11 Tenggarong 954 937 13 7 4342 4092 0 0
12 Sebulu 715 634 4 5 3509 3150 0 1
13 Tenggarong Seberang 909 798 9 5 4539 4259 0 1
14 Anggana 339 288 3 1 1623 1447 2 1
15 Muara Badak 436 410 4 4 1997 1879 2 0
16 Marangkayu 215 240 3 1 1189 1168 1 0
17 Muara Kaman 402 387 12 5 2076 1972 2 1
18 Kenohan 106 92 5 3 439 419 0 0
19 Kembang Janggut 203 170 1 0 1017 927 0 0
20 Tabang 107 96 0 0 530 520 0 0

Hasil Analisis

 Kematian Bayi

πŸ“Š Total kematian bayi: 85 bayi laki-laki dan 50 bayi perempuan
πŸ“… Sebagian besar kematian terjadi pada periode neonatal (0-28 hari), menunjukkan perlunya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Faktor Risiko Utama Kematian Bayi:

⚠ Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) – Bayi dengan BBLR memiliki risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi.
⏳ Keterlambatan penanganan medis – Kesulitan dalam akses ke fasilitas kesehatan yang memiliki layanan perawatan neonatal.
πŸ₯ Kurangnya akses terhadap perawatan intensif neonatal – Fasilitas NICU yang terbatas mempengaruhi peluang bayi dengan kondisi kritis untuk bertahan hidup.

Kematian Balita

πŸ“Š Total kematian balita: 18 balita laki-laki dan 10 balita perempuan
🦠 Penyebab utama kematian balita: pneumonia, diare, dan malnutrisi
βœ… Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan peningkatan akses layanan kesehatan dasar dan perbaikan gizi.

Faktor Risiko Utama Kematian Balita:

🚰 Akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi – Wilayah dengan kondisi sanitasi buruk cenderung memiliki angka kematian balita lebih tinggi.
πŸ” Kurangnya deteksi dini penyakit – Penyakit seperti pneumonia dan diare dapat dicegah dengan penanganan lebih awal.
πŸ’‰ Cakupan imunisasi yang belum optimal – Imunisasi dasar yang lengkap dapat mencegah banyak penyakit penyebab kematian balita.
🍼 Praktik pemberian ASI dan MPASI yang kurang optimal – Kurangnya edukasi mengenai pemberian nutrisi yang tepat bagi balita berdampak pada kesehatan mereka.

Tantangan dan Upaya Penanggulangan

πŸ“‰ Ketimpangan akses layanan kesehatan – Wilayah pedesaan masih memiliki keterbatasan dibandingkan wilayah perkotaan.
πŸ₯ Optimalisasi layanan kesehatan ibu dan anak – Perlu adanya peningkatan fasilitas NICU dan tenaga kesehatan terlatih.
πŸ›‘ Intervensi lingkungan – Peningkatan akses terhadap air bersih, sanitasi, serta program pemberian gizi seimbang sangat diperlukan.
πŸ‘©β€βš•οΈ Penguatan edukasi kesehatan bagi ibu – Meningkatkan pemahaman ibu mengenai pentingnya imunisasi, deteksi dini penyakit, serta praktik pemberian ASI dan MPASI yang benar.

Kesimpulan

Meskipun telah terjadi perbaikan dalam layanan kesehatan ibu dan anak, angka kematian bayi dan balita masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pendekatan multisektoral yang mencakup perbaikan fasilitas kesehatan, peningkatan cakupan imunisasi, serta edukasi masyarakat mengenai gizi dan sanitasi sangat diperlukan untuk menekan angka kematian bayi dan balita di Kabupaten Kutai Kartanegara. πŸ‘ΆπŸ’™ 

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Kutai Kartanegara

Alamat :

Komplek Perkantoran Bupati Kutai Kartanegara, Gedung Kembar D 2nd Floor, JL. Wolter Monginsidi, Timbau, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75513